RUPTL Terbaru Sorot Energi Laut, Proyek Perdana 40 MW Siap Beroperasi 2028
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa Indonesia akan mulai mengembangkan energi gelombang laut sebagai bagian dari strategi transisi menuju energi bersih. Rencana tersebut telah masuk secara resmi dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan bahwa potensi energi laut Indonesia mencapai 63 gigawatt (GW), namun hingga kini belum dimanfaatkan.
“Untuk pertama kalinya dalam RUPTL disebutkan potensi pengembangan energi laut atau ocean energy development, baik itu dari arus laut di permukaan, tengah, maupun dasar laut. Intinya, kita sudah buka peluangnya,” ujarnya, dalam Human Capital Summit 2025 di Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Baca Juga: Pemerintah Bakal Bangun PLTN 500 MW, Siapa yang Garap?
Pada periode RUPTL 2025–2034, pemerintah menargetkan pemanfaatan awal sebesar 0,04 GW atau 40 megawatt (MW). Proyek percontohan akan dilakukan di dua wilayah dengan kapasitas masing-masing 20 MW di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dinilai memiliki potensi arus laut paling kuat.
“Target operasionalnya pada 2028 dengan kapasitas 40 MW di NTB dan NTT. Memang, potensi arus laut terbesar ada di wilayah tersebut,” kata Eniya.
Baca Juga: Bioenergi Diakselerasi, Pemerintah Optimalkan Sampah Jadi Listrik di RUPTL
Ia juga menyampaikan bahwa studi kelayakan proyek telah dilakukan bersama University of Maryland, Amerika Serikat. “Sudah ada beberapa studi yang kami kerjakan bersama University of Maryland. Harapannya, proyek ini bisa segera direalisasikan,” ujarnya.
Sebagai informasi, dalam RUPTL PLN 2025–2034 ditargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 GW. Dari jumlah itu, 76% atau sekitar 52,8 GW berasal dari energi baru terbarukan (EBT), meliputi tenaga surya, air, angin, panas bumi, bioenergi, dan nuklir.
Sementara itu, 10,3 GW ditargetkan berasal dari sistem penyimpanan energi seperti baterai dan pumped storage, serta 16,3 GW sisanya dari pembangkit berbasis gas dan batu bara.
(责任编辑:时尚)
- Apa Itu Greenflation? Bikin Gibran Disoraki Penonton saat Debat
- Presiden Korea Selatan Lee Jae
- Bapanas Catat Harga Pangan: Telur dan Cabai Rawit Naik, Mayoritas Bahan Pokok Stabil atau Turun
- Dapat Bintang 4 dari Presiden, Prabowo Lakukan Syukuran dan Sungkem Ke Sukartini
- Buntut Terima Pendaftaran Gibran Rakabuming Raka, Anggota KPU Terancam Dugaan Pelanggaran Kode Etik
- Pencabutan Gugatan Praperadilan Firli Bahuri Diterima
- Mahfud MD Mundur dari Kabinet Jokowi, Menko Polhukam Trending
- Cegah Jakarta Tenggelam, Kementerian PU Lanjtkan Pembangunan Tanggul Pantai Tahap 7
- Pemimpin Tertinggi Iran Bersumpah akan Melakukan Serangan Balasan ke Israel
- Rampcheck Iduladha: Kemenhub Temukan Bus Tak Laik Jalan di Tol Jagorawi
- Sat Set Box Program Internet Gratis Buatan ITB Dipamerkan Ganjar: Gak Perlu Pakai Pulsa
- PBNU Ajak PKB Kembali ke Jalan yang Benar: Mari Hormati Hasil Pemilu
- HSS Series 5 Jakarta Bakal Digelar, Libatkan Juri Internasional
- BPBD DKI: Jumlah Pengungsi Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Tinggal 206 Jiwa
- Soal Dana Kampanye, KPU Kembali Berlakukan LPSDK Untuk Partai Politik Peserta Pemilu
- Kunjungi IKN, Bank Dunia Puji Visi Hijau dan Modern Indonesia
- Perlancar Proses Penyidikan, Dirut Sritex Tidak Boleh ke Luar Negeri
- Wow! Mantan Kades Seluruh Indonesia Sepakat Dukung AMIN
- Ganjar Jadi Model di Tayangan Adzan Maghrib, Bukannya Politik Identitas Ta? Ini Kata PDIP
- Kolaborasi Indonesia