Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

百科 2025-06-06 12:58:02 9156
Jakarta,quickq网页版登录入口 CNN Indonesia--

Buat seniman asal Solo, Jawa Tengah Woro Mustiko, kebayalebih dari sekadar penutup badan. Kebaya bagai pusaka sekaligus sarana transformasi diri. Seperti apa kisahnya?

Woro kecil merasa kuno ketika hanya dirinya yang mengenakan siluet busana tradisional berupa kebaya. Turut dalam proyek "Di Atas Rata-rata" yang diinisiasi musisi Erwin Gutawa, Woro makin 'ciut' saat hanya dirinya yang menyanyikan lagu daerah, sementara anak-anak lain menyanyikan lagu berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

"Teman saya nyanyi enggak ada yang Jawa, saya Jawa banget. Saya pakai kebaya sendiri, lainnya modern. Kok, aku kuno?" kenang Woro dalam konferensi pers bersama Bakti Budaya Djarum Foundation di Galeri Indonesia Kaya, Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

ADVERTISEMENT

Pusaka, Kebaya Jadi Sarana Transformasi Seniman Woro Mustiko

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Mengenal Kebaya Janggan, Kebaya yang Dipakai Jeng Yah Si Gadis Kretek
  • 'Jiwa Ketok', Kala Lukisan S. Sudjojono Menjelma Kemeja dan Kebaya
  • Kebaya dari Masa ke Masa: Dipakai Ibu Petani hingga Pekerja Seni

"Kebaya itu sudah bukan kostum untuk saya, kebaya sudah jadi pusaka yang saya kenakan. Ketika pakai kebaya sebelum pentas, itu jadi transformasi. Pakai kebaya,hap! Udah enggak bisa neko-neko," ujarnya.

Jadi manusia yang eling

Woro bercerita, ia dibiasakan menjaga sikap ketika berkebaya. Perempuan kelahiran 22 tahun silam ini tak bisa bebas dan asal bertingkah seperti halnya saat mengenakan kaos dan celana.

Dia merasa, ketika mengenakan kebaya, segala sesuatunya harus rapi, halus, sesuai tata krama. Apalagi, bawahan kain yang cukup rapat menjaga kaki tidak melangkah terlalu lebar.

"Rasanya mau bertingkah aneh, si kebaya ini kayak membisiki kita, 'gak oleh ngono' (tidak boleh begitu)," imbuhnya.

Namun, kebaya tidak serta merta mengubah karakter dirinya. Woro tidak menjadi orang lain hanya karena mengenakan kebaya.

Dia mengaku, kebaya membuat dirinya lebih sadar atau 'eling' bahwa mengenakannya berarti mengenakan pakaian kebesaran dan ada berkat leluhur yang tersemat di sana.

Kini, Woro melihat kebaya semakin luwes dan mudah dikenakan. Kebaya tak lagi terkurung dalam acara formal atau momen tertentu saja.

"Bahwa mungkin dengan rasa yang sama, sakral, agung, mungkin orang takut pakai. Sekarang citranya lebih easy, kegiatan sehari-hari, sehingga eksistensinya terjaga dan esensinya terus lestari. Saya senang dengan perkembangannya sekarang," kata dia.



(els/asr)

本文地址:http://www.q-quickq.com/news/49d998998.html
版权声明

本文仅代表作者观点,不代表本站立场。
本文系作者授权发表,未经许可,不得转载。

全站热门

Mobil Listrik China Kuasai Pasar Otomotif Inggris

Niat dan Tata Cara Mandi Wajib Setelah Nifas Lengkap dengan Artinya

Arteria Dahlan dan Sri Rahayu Mundur dari DPR RI, Romy Soekarno Melenggang ke Senayan

Jepang Pakai Sistem Baru untuk Turis Indonesia, Cegah Overstay Ilegal

Curiga Pria Terbang 200 Kali, Skandal Pencurian di Pesawat Terbongkar

Makan 7 Sayuran Tinggi Kalsium Ini buat Persiapan Usia Senja

6 Doa yang Bisa Dibaca saat Rabu Wekasan

Puluhan Virus Baru Terdeteksi di China, Berpotensi Menular ke Manusia

友情链接